Dialektika qolbu fana
biarkan angin melewati senja
bilah bayangan memancarkan kenangan
masa yg tak kan habis untuk diulang
dimana ada kau dan aku bersanding
semua taburan mimpi itu
tersemburat asa ingin memeluk keabadian
yang terbaik selalu terkenang
bila pun ia buruk hanya sebuah lelucon
tertawalah pada diri sendiri
mengekang egoisme otoriter
masih ada yg tak lelah menebar senyuman
hari itu aku tak mengerti
sunyi,hampa,kehilangan dan kebersalahan
bertanya mempertanyakan
ini sebuah komunika tersemayam
aku merindukan dan ingin kebersamaan
bersendau hati yg rapuh
bersahut tanya dan jawab
kenapa mengapa dan aku
terjawab sudah perjalanan ku
ku terima dan rela menjalani
meremah qolbu yang fana
bilah bayangan memancarkan kenangan
masa yg tak kan habis untuk diulang
dimana ada kau dan aku bersanding
semua taburan mimpi itu
tersemburat asa ingin memeluk keabadian
yang terbaik selalu terkenang
bila pun ia buruk hanya sebuah lelucon
tertawalah pada diri sendiri
mengekang egoisme otoriter
masih ada yg tak lelah menebar senyuman
hari itu aku tak mengerti
sunyi,hampa,kehilangan dan kebersalahan
bertanya mempertanyakan
ini sebuah komunika tersemayam
aku merindukan dan ingin kebersamaan
bersendau hati yg rapuh
bersahut tanya dan jawab
kenapa mengapa dan aku
terjawab sudah perjalanan ku
ku terima dan rela menjalani
meremah qolbu yang fana
Komentar
Posting Komentar