TERSEMAYAM DIKEHENINGAN MALAM
Awal yang tak terduga, Pagi itu aku diminta seorang teman, Untuk mengantarkan seorang Gadis. Dengan meminjamkan sepeda motornya. Aku pun berangkat menuju rumah sang Gadis yang sangat jauh. Berada diujung tepi batas Desa.
Sesampainya didepan rumah Gadis itu. Aku berniat untuk langsung pulang, Usai menemui kedua orang tuanya. Diluar dugaan kedua orang tua dan saudaranya. Menyambutku dengan hangat dan sangat Ramah. Tanpa bisa menolak, Aku pun menerima sambutan mereka dan masuk kedalam rumah. Dengan berbagai hidangan yang tersedia dimeja.
Dilain tempat sepintas seorang gadis yang tadi ku antar. Tengah asik berias didalam kamarnya. Tanpa sengaja tatapan ku melirik kecelah pintu kamarnya. Nampak senyuman manis itu terlempar untuk ku. Dengan riasan yang sangat tebal. Walau pun bukan tipe Gadis idaman ku. Dia ber-make up tebal seperti itu. Tapi dia terlihat Cantik.
Tak terduga dari sebelumnya. Seorang teman yang meminjamkan sepeda motornya untuk mengantarkan gadis tersebut. Menyuruh orang lain untuk menjemput sepeda motornya. Dengan serba salah aku pun berniat pamit untuk pulang. Namun sang Gadis keluar dari dalam kamarnya, Dan menahanku agar jangan pulang dulu. Meminta ku untuk menemaninya dirumah dikarenakan kedua orang tuanya akan pergi. Meninggalkan kedua Adiknya sampai kedua kakanya datang sore hari nanti.
Kembali aku duduk ditempat semula. Tanpa tahu apa yang bisa kulakukan. Hidangan dimeja. Sudah semua aku cicipi. Sang Gadis duduk disampingku. Namun tatapan gadis itu. Membuatku tersadar akan satu hal. Aku dirumah ini hanya berdua dengan dirinya saja. Make up tebal yang merias wajahnya sudah dihapusnya. Kini sudah berubah menampilkan kecantikan alaminya seorang gadis sederhana. Menyapa ku hangat dengan tutur kata yang lembut dan tertata dengan baik. Ia mengatakan kecewa pada kedua orang tuanya. Karena tidak jadi ikut pergi bersama kedua orang tuanya. Agar menjaga kedua Adiknya dirumah. Padahal mereka sedang asik main diteraas rumah tetangga. Memang terlihat ada sedikit kesedihan ditatapan matanya. Namun seolah tergantikan dengan kehadiran ku bersamanya.
Jam didinding menunjukan Angka 09:15. Kami pun Asik ngobrol tak jelas arahnya. Hingga pada satu kalimat. Gadis ini mengungkapkan perasaannya. Sebenarnya kedua orang tuanya tadi mengira kalau aku adalah pacarnya. Yang selama ini ia ceritakan pada mereka. Dan baru kali ini berkunjung kerumahnya. Dengan sedikit terkejut aku hanya tebengong. dan bertanya "kapan kita jadi pacar...?". ia menjawab dengan senyuman manisnya. dan berkata "Mulai hari ini, Detik ini".
Ungkapan demi ungkapan perasaan seorang Gadis yang beranjak dewasa ini. Begitu menghanyutkan ku. Dalam sejuknya tatapan keindahan senyuman dan raut wajah mempesona. Tatapan demi tatapan pun. Sering terperangkap kata yang terputus. Seolah menyadarkan bahwa kami memiliki saling ketertarikan hati.
Ia pun menceritakan semua harapannya terhadapku. Dan menjelaskan teman ku yang menyuruhku untuk mengantarkan kerumahnya adalah sahabatnya. Dengan jujur juga ia mengatakan. sudah lama mengenalku dan menggagumiku. Dan berharap untuk menjadi pacarnya.
Didalam hati ini hanya bisa menerima getaran yang mengusik ku. Berbunga bunga dan terasa nyaman dalam cerita dan canda tawa bersamanya. Tanpa ragu ia menyandarkan bahunya dipundak ku. Dan membiarkan tangan ku membelai rambut lurusnya. Saling menatap sungguh indah dunia terasa disaat itu. Tanpa disadari. Daun pintu tertiup angin. Sedikit terbuka dan menampakan seseorang kepada kami diluar sana. Namun ia tak sedikit pun beranjak dari pangkuan ku. Membiarkan pintu itu terbuka. Menyaksikan kebahagian yg kami rasakan. Dan jangan biarkan kami terjerumus lebih dalam.
Membelai pipi yang merona. Menatap mata yang sayu. Begitu indah dan menyenangkan hati. bercanda manja saling menggoda. Hingga Adzan dhuhur berkumandang. menyadarkan aku dan dia untuk menjalani kewajiban seorang muslim.
Siang yang terik tak lelah melepaskan panasnya. Menuggu sang kakak tak juga kunjung datang. satu yang aku sadari nanti pulangnya gimana yeah. Dalam batin ku.
waktu semakin sore. Kakak dan kedua orang tua gadis itu telah kembali. Kami berkumpul diruang tamu bercengkrama hangat bersama mereka. Yang tak aku mengerti dari gadis ini. Tanpa canggung dan sungkan didepan keluarganya. Selalu ingin didekat ku. Bersandar dibahu ku dan kadang merebahkan kepalanya dipangkuan ku. Sekali kali tanpa ragu sedikit pun dia mengatakan tentang harapannya untuk bisa hidup bersama ku.kepada mereka.
Sang bapak tak begitu peduli dengan keadaan itu. hanya sang ibu yang kadang mengingatkan anaknya untuk bersikap sopan. Sang kakak hanya menyadarkan dia agar tidak berlebihan. agar bisa menjaga sampai tiba waktunya.
Senja semakin meredup. Rasanya ingin sekali untuk pulang tapi merasa bingung pulangnya gimana? dan juga kemana?. Juga ini ada dimana?.
menjelang sore, Sang Gadis Mengajak ku mengelilingi desa. Banyak gang yg tak ku kenal. sepintas kulihat sahabat ku tengah sibuk mencuci Motornya. Namun yang membuat ku heran dia tidak mempedulikan aku. Membuat ku semakin heran. Aku semakin bingung. Mau pulang kemana?. terlebih ketika disampingku ada seorang gadis. Menunjukan dua arah jalan. Katanya itu kearah kota dan yang satu kearah perkebunan desa tetangga.
Dalam ketidak pastian ini. tanpa kusadari aku terbangun dan menoleh kesampingku. instri ku tengah terlelap dalam tidurnya. dan semua cerita ini adalah kisah dalam mimpi ku.
Semalam 19 Mei 2016.
Sesampainya didepan rumah Gadis itu. Aku berniat untuk langsung pulang, Usai menemui kedua orang tuanya. Diluar dugaan kedua orang tua dan saudaranya. Menyambutku dengan hangat dan sangat Ramah. Tanpa bisa menolak, Aku pun menerima sambutan mereka dan masuk kedalam rumah. Dengan berbagai hidangan yang tersedia dimeja.
Dilain tempat sepintas seorang gadis yang tadi ku antar. Tengah asik berias didalam kamarnya. Tanpa sengaja tatapan ku melirik kecelah pintu kamarnya. Nampak senyuman manis itu terlempar untuk ku. Dengan riasan yang sangat tebal. Walau pun bukan tipe Gadis idaman ku. Dia ber-make up tebal seperti itu. Tapi dia terlihat Cantik.
Tak terduga dari sebelumnya. Seorang teman yang meminjamkan sepeda motornya untuk mengantarkan gadis tersebut. Menyuruh orang lain untuk menjemput sepeda motornya. Dengan serba salah aku pun berniat pamit untuk pulang. Namun sang Gadis keluar dari dalam kamarnya, Dan menahanku agar jangan pulang dulu. Meminta ku untuk menemaninya dirumah dikarenakan kedua orang tuanya akan pergi. Meninggalkan kedua Adiknya sampai kedua kakanya datang sore hari nanti.
Kembali aku duduk ditempat semula. Tanpa tahu apa yang bisa kulakukan. Hidangan dimeja. Sudah semua aku cicipi. Sang Gadis duduk disampingku. Namun tatapan gadis itu. Membuatku tersadar akan satu hal. Aku dirumah ini hanya berdua dengan dirinya saja. Make up tebal yang merias wajahnya sudah dihapusnya. Kini sudah berubah menampilkan kecantikan alaminya seorang gadis sederhana. Menyapa ku hangat dengan tutur kata yang lembut dan tertata dengan baik. Ia mengatakan kecewa pada kedua orang tuanya. Karena tidak jadi ikut pergi bersama kedua orang tuanya. Agar menjaga kedua Adiknya dirumah. Padahal mereka sedang asik main diteraas rumah tetangga. Memang terlihat ada sedikit kesedihan ditatapan matanya. Namun seolah tergantikan dengan kehadiran ku bersamanya.
Jam didinding menunjukan Angka 09:15. Kami pun Asik ngobrol tak jelas arahnya. Hingga pada satu kalimat. Gadis ini mengungkapkan perasaannya. Sebenarnya kedua orang tuanya tadi mengira kalau aku adalah pacarnya. Yang selama ini ia ceritakan pada mereka. Dan baru kali ini berkunjung kerumahnya. Dengan sedikit terkejut aku hanya tebengong. dan bertanya "kapan kita jadi pacar...?". ia menjawab dengan senyuman manisnya. dan berkata "Mulai hari ini, Detik ini".
Ungkapan demi ungkapan perasaan seorang Gadis yang beranjak dewasa ini. Begitu menghanyutkan ku. Dalam sejuknya tatapan keindahan senyuman dan raut wajah mempesona. Tatapan demi tatapan pun. Sering terperangkap kata yang terputus. Seolah menyadarkan bahwa kami memiliki saling ketertarikan hati.
Ia pun menceritakan semua harapannya terhadapku. Dan menjelaskan teman ku yang menyuruhku untuk mengantarkan kerumahnya adalah sahabatnya. Dengan jujur juga ia mengatakan. sudah lama mengenalku dan menggagumiku. Dan berharap untuk menjadi pacarnya.
Didalam hati ini hanya bisa menerima getaran yang mengusik ku. Berbunga bunga dan terasa nyaman dalam cerita dan canda tawa bersamanya. Tanpa ragu ia menyandarkan bahunya dipundak ku. Dan membiarkan tangan ku membelai rambut lurusnya. Saling menatap sungguh indah dunia terasa disaat itu. Tanpa disadari. Daun pintu tertiup angin. Sedikit terbuka dan menampakan seseorang kepada kami diluar sana. Namun ia tak sedikit pun beranjak dari pangkuan ku. Membiarkan pintu itu terbuka. Menyaksikan kebahagian yg kami rasakan. Dan jangan biarkan kami terjerumus lebih dalam.
Membelai pipi yang merona. Menatap mata yang sayu. Begitu indah dan menyenangkan hati. bercanda manja saling menggoda. Hingga Adzan dhuhur berkumandang. menyadarkan aku dan dia untuk menjalani kewajiban seorang muslim.
Siang yang terik tak lelah melepaskan panasnya. Menuggu sang kakak tak juga kunjung datang. satu yang aku sadari nanti pulangnya gimana yeah. Dalam batin ku.
waktu semakin sore. Kakak dan kedua orang tua gadis itu telah kembali. Kami berkumpul diruang tamu bercengkrama hangat bersama mereka. Yang tak aku mengerti dari gadis ini. Tanpa canggung dan sungkan didepan keluarganya. Selalu ingin didekat ku. Bersandar dibahu ku dan kadang merebahkan kepalanya dipangkuan ku. Sekali kali tanpa ragu sedikit pun dia mengatakan tentang harapannya untuk bisa hidup bersama ku.kepada mereka.
Sang bapak tak begitu peduli dengan keadaan itu. hanya sang ibu yang kadang mengingatkan anaknya untuk bersikap sopan. Sang kakak hanya menyadarkan dia agar tidak berlebihan. agar bisa menjaga sampai tiba waktunya.
Senja semakin meredup. Rasanya ingin sekali untuk pulang tapi merasa bingung pulangnya gimana? dan juga kemana?. Juga ini ada dimana?.
menjelang sore, Sang Gadis Mengajak ku mengelilingi desa. Banyak gang yg tak ku kenal. sepintas kulihat sahabat ku tengah sibuk mencuci Motornya. Namun yang membuat ku heran dia tidak mempedulikan aku. Membuat ku semakin heran. Aku semakin bingung. Mau pulang kemana?. terlebih ketika disampingku ada seorang gadis. Menunjukan dua arah jalan. Katanya itu kearah kota dan yang satu kearah perkebunan desa tetangga.
Dalam ketidak pastian ini. tanpa kusadari aku terbangun dan menoleh kesampingku. instri ku tengah terlelap dalam tidurnya. dan semua cerita ini adalah kisah dalam mimpi ku.
Semalam 19 Mei 2016.
S E L E S A I.
Komentar
Posting Komentar