Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Cintailah ISTRIMU, Maka REZEKI juga akan Mencintaimu

Kisah melancarkan rejeki ini saya dapat tanpa sengaja. Beberapa tahun yang lalu, tepatny a sekitar tahun 1994-an saat saya berangkat kuliah, saya bertemu dengan orang yang memberikan wejangan ini. Hari itu saya terburu-buru berangkat ke tempat kuliah, maklum hari itu saya agak terlambat padahal hari itu mata kuliah favorit saya. Saat hujan turun tiba-tiba, saya baru sadar kalau lupa membawa mantel, akhirnya berteduhlah saya di sudut sebuah warung. Di tempat itu saya berkenalan dengan seorang yang sangat baik, dia seorang menantu kyai pemilik pondok pesantren. Obrolan kami tambah seru saat menginjak materi rejeki bagi manusia. Pekerjaan dia adalah pekerjaan serabutan. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap, tetapi dia bersyukur bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dengan baik. Sandang, pangan, dan perhiasan untuk istrinya selalu tercukupi tanpa kekurangan. Itulah misteri rejeki mas, Kata orang itu pada saya. Saat saya tanya apa rahasianya rejeki dia selalu berlimpah, jawaban

Papih maafkan aku

sore itu engkau datang membawa buah tangan,sekantong buah jeruk yang sangat banyak dan besar ,aku sangat senang sekali dan menerimanya.dengan asiknya aku memakan satu demi satu,hingga hanya tersisa beberapa butir saja. usai sholat maghrib kami sekelurga makan malam seperti biasanya.dengan lauk lalaban dan sambal sekedarnya.kami menikmati makan  malam itu sungguh dengan penuh syukur.karna masih bisa makan malam bersama,yang sudah lama tidak bisa kami nikmati,karena kesibukan Papih ku,yang kerja diperantauan.kadang bisa langsung pulang dan kadang tidak sama sekali,hanya dalam seminggu sekali atau bisa sampai satu bulan sekali,bila Papih sedang tidak bekerja. malam semakin gelap.menuju sunyinya suasana dipedesaan,dilereng lembah gunung Ceremai aku tinggal,menjelang tidurku dimalam itu,aku merasakan perut ku tak nyaman,begitu melilit perih dan terasa mual.aku mencoba menahan dengan memejamkan mataku,berharap bisa langsung tidur dan terlelap.namun yang aku harapkan jauh berbeda.perutku se